Membangun Pendidikan Berbasis Karakter

Buat info - Membangun Pendidikan Berbasis Karakter

Dewasa ini, kekerasan seakan-akan telah menjadi topeng kotor yang mencoreng citra wajah-wajah para pelajar bangsa kita. Dari pencurian, free sex sampai pada pertikaian antar pelajar (tawuran) sudah tidak dapat terelakan, seakan-akan hal itu telah menjadi hoby tersendiri bagi para penerus bangsa tersebut. Sangat ironis memang, dimana sosok pewaris bangsa harus mengotori wujud bangsa dengan tindakan-tindakan yang tak bermoral. Dimana yang seharusnya mereka duduk dibelakang bangku sekolah dengan pena dan bukunya, kini malah sibuk bantai sana bantai sini antar sesama pelajar. Jika pewaris bangsa saja sudah seperti ini, bagaimana dengan nasib bangsa kedepannya?. Sebenarnya apa yang salah dengan pendidikan kita?.

Pada dasarnya pendidikan akademis bisa membangun intelektualitas yang tinggi dikalangan para pelajar, namun masih terbilang kurang mampu membangun karakter mereka, sehingga berdampak pada melemahnya moral para pelajar bangsa ini. Berangkat dari masalah tersebut, kini sudah sedikit banyak bermunculan sekolah-sekolah yang bebasis karakter dibawah pilar-pilar kesadaran diri, kritis, berani berkomunikasi, dan peduli lingkungan yang tujuannya untuk building character (membangun karakter) anak bangsa.

Pembangunan karakter sedapat mungkin dimulai atau dilakukan sejak dini, karena pembentukan perubahan besar pada pola kehidupan anak berawal dari usia enam tahun. Perubahan itu mencakup perubahan sikap, nilai dan prilaku. Jadi, jika pada masa ini mereka dibangun karakternya, maka perubahan besar seperti sikap, nilai, dan prilaku akan bersifat positif. Sehingga akan berdampak positif pula bagi masa depan bangsa.

Dengan implementasi reason the good system dan feeling the good system diharapkan mampu membangun karakter anak bangsa yang bermoral. Sehingga tidak ada lagi kesan tak bermoral dikalangan para pelajar sebagai pewaris bangsa. Pemupukan prilaku yang baik diberikan dengan bentuk permainan, misalnya prilaku gotong royong diberikan dengan bentuk permainan masak-masakan yang dilakukan di luar ruangan. Jika implementasinya berjalan maksimal, sudah dipastikan bangsa ini bebas dari pencorengan citra jelek dari kalangan pelajar. Sehingga progress untuk kedepannya bisa terlahir dari tangan-tangan anak bangsa yang bermoral, jauh dari pencurian, free sex sampai pada pertikaian antar sesama (tawuran).

Jika sekolah yang berbasis karakter ini mampu membangun karakter yang bermoral dikalangan generasi penerus tongkat estafet bangsa. Bagaimana dengan tindakan pemerintah sendiri, apakah juga mampu untuk memperpanjang gerbong sekolah berbasis karakter ini kedepannya?, agar nantinya masa depan bangsa ini bisa terselamatkan dengan cara membangun karakter generasi penerus melalui sekolah berbasis karakter tersebut.

Tahapan Membangun Pembelajaran Berbasis Karakter

Implementasi pembelajaran berbasis karakter dalam kurikulum pemberlajaran di sekolah, harus dimulai dari beberapa tahapan, diantaranya tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, dan tahap evaluasi.

1. Tahap perencanaan
Dalam tahapan ini, pertama kali yang harus dilakukan adalah menyusun RPP karakter, Silabus, dan bahan pembelajaran karakter, berikut dengan analisis SK/KD. Pendidik dituntut mampu memunculkan nilai-nilai yang menjadi target dalam proses pembelajaran.

2. Tahap pelaksanaan pembelajaran
Tahapan ini dimulai dari pemilihan kegiatan pendahuluan yang didasarkan pada proses, kegiatan inti yang dibagi menjadi tiga tahap, yaitu eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi berdasarkan peraturan Menteri Pendidikan Nasional 41 tahun 2007. Setelah dilanjutkan dengan kegiatan penutup. Hal tersebut dilakukan agar peserta didik memperaktekkan nilai-nilai yang ditargetkan.

3. Tahap evaluasi pembelajaran
Tahapan yang ketiga ini merupakan tahapan terpenting dalam proses pendidikan karakter. Penilain yang baik dan benar sangatlah dibutuhkan dalam pendidikan karakter. Oleh karena itu, pendidik dituntut mampu memahami prinsip-prinsip dalam penilaian yang baik dan benar, yang hal tersebut sudah ditentukan oleh para pakar penilaian.

Selain dari pada tahapan-tahapan di atas. Sangat diperlukan sekali strategi dalam pembangunan karakter untuk pembelajaran berbasis karakter. Hal tersebut diupayakan agar pelaksanaan pembelajaran karakter bisa terarah dan sesuai dengan target yang diinginkan.

Strategi pembangunan karakter


Strategi pembalajaran karakter merupakan salah satu cara atau metode yang digunakan oleh fisilitator untuk memberikan kemudahan kepada peserta didik agar mudah dalam belajar mengembangkan karakter baik mereka sendiri. Terdapat 3 (tiga) strategi pendekatan dalam pembelajaran karakter, antara lain:

1. Strategi pengembangan moral (moral cognitve development)
Strategi pengembangan moral berawal dari teori perkembangan moral yang diusung oleh Kohlberg dan Piaget. Pada tahun 1975, mereka melakukan riset mengenai prilaku berbohong, mencuri, dan tindakan curang. Dari hasil riset tersebut menunjukkan bahwa perilaku baik atau budi pekerti yang diajarkan dengan cara memberi nasehat, reward, dan punishment, tidak akan menghasilkan perilaku baik seperti yang diinginkan. Menurut Piaget dan Kohlberg, perkembangan moral tidak bisa dilakukan dengan hanya memberikan penanaman tentang peraturan dan sifat-sifat baik, melain harus dengan cara proses kognitif dan rangsangan dari lingkungan sekitar.

2. Strategi value clarification techniq (VCT) 
Strategi ini merupakan teknik pengungkapan nilai. Dimana peserta didik dibina kesadaran emosionalnya dengan cara yang kritis rasional melalui pengujian kebaikan, kelayakan, kebenaran, dan ketepatannya. Dengan terungkapnya nilai-nilai kebaikan siswa didik, maka para pendidik dapat membawa nilai-nilai tersebut ketingkatan perkembangan moral yang lebih tinggi.

3. Strategi pendekatan komprehensif
Strategi ini lebih menekankan pada keseimbangan moral feeling, moral knowing, dan moral action. Strategi ini mengacu pada pandangan Lickona (1991), dimana dalam upaya mengembangkan karakter, semua komponen karakter harus dikembangkan secara bersamaan, yaitu moral knowing, feeling, dan action.

Tidak ada komentar untuk "Membangun Pendidikan Berbasis Karakter"